Kesehatan gigi merupakan hal yang penting dalam membangun sistem kekebalan tubuh. Hal ini dikarenakan mulut yang sehat secara tidak langsung juga akan meningkatkan kekebalan/ sistem imunitas tubuh sehingga tidak mudah sakit. Bila sudah terkontaminasi penyakit, bukan hanya kesehatan gigi dan mulut yang terganggu, virus dan bakteri juga dapat mengancam kesehatan organ penting tubuh lainnya. Bila malas atau tidak rajin menjaga kebersihan gigi dan mulut hal ini bakal memicu sejumlah masalah. Mulai dari gusi bengkak, gusi mudah berdarah saat menyikat gigi dan flossing serta munculnya tartar yang menunjukkan terjadinya pengerasan plak, dan gigi berlubang (karies).
Belum lagi Jika dibiarkan atau tidak dilakukan perawatan bisa menyebabkan infeksi yang terjadi pada rongga mulut bukan tidak mungkin akan dapat menyebabkan tiga penyakit lanjutan lain seperti, penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, dan aterosklerosis. Adanya penyakit berat juga mengintai ketika manusia kehilangan gigi mereka. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dr. drg. Irene Adyatmaka, seorang akademisi dan praktisi kesehatan gigi yang merupakan staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Maranatha sekaligus Director of Global Oral Health, Consortium of Universities for Global Health dalam penyuluhan virtual bagi WNI di Oman dan Yaman, dan masyarakat umum bertajuk “Healthy Mouth, Healthy You: Menjaga Kesehatan Gigi di Masa Pandemi”. “Kondisi gigi dan mulut yang tidak sehat, misalnya kehilangan gigi, dapat memicu berbagai penyakit berat, seperti kehilangan keseimbangan tubuh, dementia, alzheimer, hipertensi, jantung, stroke, hingga kematian,” kata Dr. Drg. Irene pada paparannya. Tidak terkecuali juga virus corona yang kini jadi ancaman bagi masyarakat di berbagai negara.
Di masa pandemi seperti sekarang, menjaga tubuh tetap
sehat dan terhindar dari virus adalah prioritas utama. Selain wajib menggunakan
masker saat bepergian dan mencuci tangan secara teratur, kita juga harus
disiplin menjaga kesehatan gigi dan mulut. Mulut merupakan salah satu media
transmisi dan berkembangnya virus juga bakteri, termasuk virus corona
(SARS-Cov-2), sehingga sangat berisiko menularkan atau ditularkan dari mulut
orang lain. Namun pada praktiknya, di masa pandemi ini orang-orang agak segan
untuk memeriksakan kesehatan mulut dan gigi mereka. Hal ini dikarenakan kondisi
pandemi yang sedang berlangsung yang memaksa mereka untuk tetap tinggal di
rumah.
Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan per 6 bulan untuk
orang dewasa , namun bagi anak-anak pemeriksaan gigi dilakukan per 3 bulan
sekali. Pemeriksaan gigi saat pandemi aman, apabila rumah sakit yang didatangi
sudah memenuhi protokol kesehatan. Adapun proses dalam periksa gigi diantaranya
apakah dokternya sudah memakai APD lengkap, mengatur janji agar mengurangi
pasien yang berlebihan. Tidak semua pemeriksaan bisa dilakukan, hanya
pemeriksaan-pemeriksaan khusus/darurat saja seperti perdarahan pada gigi, gusi
bengkak, dan nyeri yang begitu hebat dan sudah terlalu lama, kecelakaan hingga
gigi patah. Perawatan gigi harus dibatasi atau dengan kondisi tertentu karena
tindakan gigi banyak sekali yang mengandung aerosol dan penyebarannya sangat
massif.
Selama masa pandemi ini, ada baiknya menunda
berkunjung ke dokter gigi atau fasilitas kesehatan kecuali dalam keadaan
terdesak atau darurat. Menurut himbauan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi
Indonesia (PB PDGI), kriteria yang boleh berkunjung ke dokter gigi adalah jika
mengalami nyeri yang hebat tidak tertahankan, mengalami trauma pada gigi dan
rahang, perdarahan parah dan pembengkakan pada gusi akibat infeksi. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
pun menghimbau untuk menunda perawatan gigi jika tidak benar-benar darurat.
Berobat ke dokter gigi sangat berisiko tertular dan
menularkan Covid-19, karena saat dokter gigi melakukan tindakan, ada potensi
penularan virus corona melalui udara (aerosol). Aerosol dan droplet (percikan
cairan) ini mengandung partikel virus. Saat tindakan gigi dilakukan, ada
kemungkinan terkena cipratan aerosol dan droplet sehingga dokter gigi dapat
tertular dari pasien dan bisa menularkan kembali ke pasien yang lain. Jika
kondisinya demikian, tentu saja menjaga kesehatan gigi di rumah tetap menjadi
salah satu hal penting yang wajib dilakukan oleh semua orang. Berikut adalah
cara yang dilakukan untuk menjaga kesehatan
gigi dan mulut di masa pandemi Covid-19, yaitu :
1. Menghindari penumpukan plak
Plak
merupakan lapisan lengket yang berasal dari sisa makanan yang menempel pada
permukaan gigi dan gusi, serta mengandung bakteri. Plak gigi yang tidak
dibersihkan, lama kelamaan dapat mengeras dan menjadi karang gigi. Penumpukan
plak membuat virus dan bakteri lebih mudah menempel dan berkembang masuk ke
dalam tubuh. Penumpukan plak dapat dicegah dengan membersihkan gigi dan rongga
mulut secara teratur.
2. Menyikat gigi secara rutin dengan teknik yang benar
Menyikat gigi
dengan benar dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut. Sikat gigi
direkomendasikan dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi setelah makan dan malam
sebelum tidur. Sikat gigi dilakukan minimal dua menit. Cara yang benar adalah
dengan gerakan memutar dari area gusi yang berwarna merah ke arah gigi yang
berwarna putih. Selain itu, pilih juga pasta gigi yang mengandung fluoride
karena baik untuk kesehatan gigi. Bila perlu, dapat digunakan obat kumur/
mouthwash setelah menyikat gigi dengan tujuan untuk membersihkan area dalam
yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.
3. Menggunakan benang gigi (flossing)
Benang gigi
digunakan untuk membersihkan sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi.
Menyikat gigi sering kali tidak mampu menjangkau sela-sela gigi yang rapat.
Sisa- sisa makanan di sela gigi ini berpotensi untuk menyebabkan gigi
berlubang. Oleh karena itu, penting menggunakan benang gigi untuk membersihkan
gigi dan mulut setelah menyikat gigi.
4. Mengurangi makanan dan minuman tinggi gula dan asam
Makanan dan
minuman yang mengandung gula tinggi seperti permen, makanan dan minuman manis,
dapat memproduksi zat asam dalam rongga mulut sehingga pembentukan plak
tidak bisa dihindari. Sedangkan makanan dan minuman dengan kandungan asam yang
tinggi seperti makanan asam, minuman berkarbonasi dan soda dapat membuat
lapisan enamel gigi menjadi rusak. Oleh karena itu, kurangi asupan gula dan
asam, serta ganti dengan asupan buah dan sayur.
5. Konsultasi ke dokter gigi
Melakukan pemeriksaan gigi secara berkala (setiap enam bulan sekali) ke dokter gigi sangat dianjurkan sebagai pencegahan masalah gigi dan mulut. Namun di masa pandemi seperti sekarang, keluar rumah bisa sangat berisiko, termasuk ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Klinik atau Rumah Sakit. Konsultasi langsung disarankan untuk ditunda, namun masyarakat tetap dapat berkonsultasi dengan dokter gigi melalui telemedicine atau secara online.
Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di postingan selanjutnya ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar