Selasa, 13 Oktober 2020

PENGETAHUAN ITU APA SIH??????



Pengetahuan adalah sebuah hasil (tahu) seseorang setelah ia melakukan penginderaan pada suatu obyek tertentu. Penginderaan pada suatu obyek tertentu ini dapat dilakukan melalui panca indra yang dimilikinya antara lain indra penglihat (mata), pendengar (telinga), pencium (hidung), perasa (lidah) dan raba (kulit). Dalam melakukan penginderaan dapat dipengaruhi oleh faktor persepsi terhadap obyek. Sebagian besar seseorang memperoleh pengetahuan melalui alat indra penglihat (mata) dan pendengaran (telinga). Pengetahuan juga merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk suatu tindakan seseorang

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai tingkatan, sebagai berikut :

1)      Tahu (Know), yakni dapat mengingat atau mengingat kembali (recall) suatu materi,objek atau rangsangan yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu (know) ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Contohnya, dapat mengingat kembali fungsi gigi selain untuk mengunyah yaitu untuk berbicara dan estetik.

2)      Memahami (Comprehension), yakni suatu kemampuan untuk menjelaskan dengan benar suatu obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. Contohnya dapat menjelaskan cara menggosok gigi yang baik dan benar.

3)      Aplikasi (Application), yakni kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi juga dapat diartikan sebagai pengaplikasian atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan lain sebagainya dalam konteks atau situasi yang berbeda. Contohnya, dapat memilih sikat gigi yang baik dan benar setelah diberi penjelasan.

4)      Analisis (Analysis), yakni suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek tertentu ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada hubungannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat diketahui dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan lain sebagainya. Contohnya, dapat menjabarkan struktur jaringan periodontal dengan fungsinya masing-masing.

5)      Sintesis (Synthesis), yakni kemampuan untuk menggabungkan formulasi- formulasi yang ada ke dalam bentuk formulasi baru. Contohnya, seseorang dapat menggabungkan menggosok gigi tepat waktu, diet kariogenik, dan rutin memeriksakan gigi ke dalam upaya pencegahan terjadinya gigi berlubang.

6)      Evaluasi (Evaluation), yakni kemampuan untuk melakukan penilaian pada suatu materi atau obyek tertentu, dimana penilaiannya berdasarkan pada kriteria yang dibuat sendiri atau pada kriteria yang sudah ada. Contohnya, dapat menilai kesehatan gigi anaknya pada saat tertentu.

Adapun faktor yang mempengaruhi seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu faktor internal dan faktor eksternal, antara lain:

1)      Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri sendiri seseorang, yaitu:

a)      Pendidikan

Dalam menjalani pendidikan seseorang akan mendapatkan sebuah informasi yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seseorang mendapatkan informasi kesehatan kemudian seseorang tersebut dapat menjaga kesehatannya dengan baik. Selain itu pendidikan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang. Menurut Notoadmodjo yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2010: 17) pendidikan juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang akan pola hidupnya terutama dalam memotivasi untuk sikap ikut berperan serta dalam pembangunan. Tingkat pendidikan seseorang juga menentukan mudah tidaknya seseorang dalam menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.

b)      Pekerjaan

Pekerjaan merupakan keburukan yang harus dilakukan sesorang untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Perkerjan bukanlah hal yang menyenangkan, tetapi pekerjaan lebih banyak merupakan hal yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Melakukan pekerjaan atau pun bekerja merupakan sebuah kegiatan yang menyita wakt seseorang. Seseorang dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung maupun tidak langsung dari lingkungan pekerjaan.

c)      Umur

Setiap manusia yang hidup pasti akan memiliki hitungan umur, dimulai dari ia dilahirkan sampai ia tutup usia. Menurut Huclok yang dikutip Wawan dan Dewi (2010: 17) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang maka akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental) pada seseorang tersebut.

2)      Faktor Eksternal 

a)      Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan suatu keadaan yang berada di sekitar kita, dalam keadaan tersebut kita bisa mendapatkan pengtahuan. Lingkungan sangat sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang. Lingkungan dapat memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat lingkungan kelompoknya. Lingkungan juga akan membuat seseorang memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

b)      Sosial Budaya

Dalam masyarakat sistem sosial dan budaya dapat mempengaruhi sikap dalam menerima informasi. Apabila suatu daerah mempunyai budaya menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya memiliki sikap untuk selalu menjaga kebersihan. Seseorang medapatkan suatu kebudayaan dalam berhubungan dengan orang lain, karena seseorang dapat mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Pengukuran tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau secara langsung atau dapat mengajukan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang isi materi yang akan diukur dari responden. Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengetahuan tentang sakit dan penyakit gigi dan mulut, pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan cara hidup sehat, dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. 



Sumber

Notoatmodjo, S., 2014, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Kurniastuti, A.F., 2015, Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Mulut dan Gigi Siswa Kelas IV dan V TA 2014/2015 SD Negeri Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Jawa    Tengah, Skripsi, Jurusan PendidikanOlahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar