Pengetahuan adalah sebuah hasil (tahu) seseorang setelah ia melakukan penginderaan pada suatu obyek tertentu. Penginderaan pada suatu obyek tertentu ini dapat dilakukan melalui panca indra yang dimilikinya antara lain indra penglihat (mata), pendengar (telinga), pencium (hidung), perasa (lidah) dan raba (kulit). Dalam melakukan penginderaan dapat dipengaruhi oleh faktor persepsi terhadap obyek. Sebagian besar seseorang memperoleh pengetahuan melalui alat indra penglihat (mata) dan pendengaran (telinga). Pengetahuan juga merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk suatu tindakan seseorang.
Pengetahuan yang
dicakup di dalam domain kognitif mempunyai tingkatan, sebagai berikut :
1) Tahu
(Know), yakni dapat mengingat atau
mengingat kembali (recall) suatu
materi,objek atau rangsangan yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu (know) ini
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Contohnya, dapat mengingat
kembali fungsi gigi selain untuk mengunyah yaitu untuk berbicara dan estetik.
2) Memahami
(Comprehension), yakni suatu
kemampuan untuk menjelaskan dengan benar suatu obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. Contohnya dapat menjelaskan
cara menggosok gigi yang baik dan benar.
3) Aplikasi
(Application), yakni kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang
sebenarnya. Aplikasi juga dapat diartikan sebagai pengaplikasian atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan lain sebagainya dalam
konteks atau situasi yang berbeda. Contohnya, dapat memilih sikat gigi yang
baik dan benar setelah diberi penjelasan.
4) Analisis
(Analysis), yakni suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek tertentu ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam
struktur organisasi tersebut, dan masih ada hubungannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat diketahui dari penggunaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan,
dan lain sebagainya. Contohnya, dapat menjabarkan struktur jaringan periodontal
dengan fungsinya masing-masing.
5) Sintesis
(Synthesis), yakni kemampuan untuk
menggabungkan formulasi- formulasi yang ada ke dalam bentuk formulasi baru.
Contohnya, seseorang dapat menggabungkan menggosok gigi tepat waktu, diet
kariogenik, dan rutin memeriksakan gigi ke dalam upaya pencegahan terjadinya
gigi berlubang.
6) Evaluasi (Evaluation), yakni kemampuan untuk melakukan penilaian pada suatu materi atau obyek tertentu, dimana penilaiannya berdasarkan pada kriteria yang dibuat sendiri atau pada kriteria yang sudah ada. Contohnya, dapat menilai kesehatan gigi anaknya pada saat tertentu.
Adapun faktor yang mempengaruhi
seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu faktor internal dan faktor eksternal,
antara lain:
1) Faktor
Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri
sendiri seseorang, yaitu:
a) Pendidikan
Dalam menjalani pendidikan seseorang
akan mendapatkan sebuah informasi yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya seseorang mendapatkan informasi kesehatan kemudian
seseorang tersebut dapat menjaga kesehatannya dengan baik. Selain itu
pendidikan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang. Menurut
Notoadmodjo yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2010: 17) pendidikan juga dapat
mempengaruhi perilaku seseorang akan pola hidupnya terutama dalam memotivasi
untuk sikap ikut berperan serta dalam pembangunan. Tingkat pendidikan seseorang
juga menentukan mudah tidaknya seseorang dalam menyerap dan memahami
pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.
b) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan keburukan yang
harus dilakukan sesorang untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarganya. Perkerjan bukanlah hal yang menyenangkan, tetapi pekerjaan lebih
banyak merupakan hal yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Melakukan
pekerjaan atau pun bekerja merupakan sebuah kegiatan yang menyita wakt
seseorang. Seseorang dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara
langsung maupun tidak langsung dari lingkungan pekerjaan.
c) Umur
Setiap manusia yang hidup pasti akan memiliki hitungan umur, dimulai dari ia dilahirkan sampai ia tutup usia. Menurut Huclok yang dikutip Wawan dan Dewi (2010: 17) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang maka akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental) pada seseorang tersebut.
2) Faktor
Eksternal
a) Faktor
Lingkungan
Lingkungan merupakan suatu keadaan
yang berada di sekitar kita, dalam keadaan tersebut kita bisa mendapatkan
pengtahuan. Lingkungan sangat sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter
seseorang. Lingkungan dapat memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana
seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk
tergantung pada sifat lingkungan kelompoknya. Lingkungan juga akan membuat
seseorang memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir
seseorang.
b) Sosial
Budaya
Dalam masyarakat sistem sosial dan budaya dapat mempengaruhi sikap dalam menerima informasi. Apabila suatu daerah mempunyai budaya menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya memiliki sikap untuk selalu menjaga kebersihan. Seseorang medapatkan suatu kebudayaan dalam berhubungan dengan orang lain, karena seseorang dapat mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Pengukuran tingkat pengetahuan dapat
dilakukan dengan cara wawancara atau secara langsung atau dapat mengajukan
angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang isi materi yang akan diukur
dari responden. Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu pengetahuan tentang sakit dan penyakit gigi dan mulut,
pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan cara hidup
sehat, dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
Notoatmodjo, S., 2014, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Kurniastuti, A.F., 2015, Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Mulut dan Gigi Siswa Kelas IV dan V TA 2014/2015 SD Negeri Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, Skripsi, Jurusan PendidikanOlahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar