Senin, 01 Juni 2020

Pangeran Mimpiku-Cerita Pendek

Pangeran Mimpiku


“Sebuah harapan yang sulit dijangkau olehku, sebuah harapan yang pada kenyataannya hanya terjadi dialam bawah sadarku, sebuah harapan yang membuatku gelisah dan berharap suatu saat nanti sebuah harapan tersebut akan terjadi. Itu semua adalah kau.”

2014

Aku Firasya Lilulu, gadis tak terlihat. Aku menganggumi bahkan menyukai seseorang yang ku anggap sebagai seorang Pangeran. Namanya Kennan Alif Al-Fikri, panggil saja dia Ken. Dia sempurna dimataku, dialah penyemangatku. Meskipun, dia tak tahu.

Aku hanya mempunyai satu sahabat yang selalu ada untukku dan sangat mengerti diriku. Namanya Rena. Dia sosok gadis periang dan ceroboh, sering kali dia lupa membawa buku tugasnya dan akhirnya dia dikeluarkan dari kelas.

Bel istirahat berbunyi, aku dan Rena bergegas keluar kelas menuju kantin untuk membeli beberapa makanan untuk mengisi perut yang sedari tadi keroncongan. Tak kusangka di kantin ada Ken dan teman-temannya. Aku tersenyum melihatnya. Tiba-tiba Rena berjalan menuju Ken dan berkata “Ken.... Ada salam dari Fira anak XI IPA 4.” Aku pun langsung lari keluar dari kantin dengan pipi merona merah, betapa malunya aku. Entah apa yang sedang dipikirkan Rena, dia memang ceroboh. Aku berlari sambil mengutuk Rena yang sudah benar-benar membuatku malu. “Rena..... nyebelin banget sih, awas aja nanti.”

***

Seminggu kemudian aku sudah berbaikan dengan Rena, tapi tetap saja jika Rena mengulanginya lagi aku tidak akan memaafkan dia lagi. Pelajaran pertama hari ini Biologi dan jadwalnya itu praktek di Laboratorium Biologi untuk mengidentifikasi Jamur. Aku berjalan sendirian menuju Laboratorium Biologi karena aku pergi ke kantor dulu sebentar untuk mengumpulkan tugas. Tanpa sengaja aku mendengar percakapan beberapa siswa tentang kabar Ken yang berpacaran dengan Lala, gadis cantik dari kelas sebelah. Aku kaget, aku tak menyangka sama sekali. Detak jantungku berdetak tak beraturan, mataku berkaca-kaca dan aku pun langsung berlari menuju kamar mandi.

Aku menangis untuk pertama kalinya hanya karna seorang cowok yang sebenarnya tidak penting. Tetapi dia penyemangatku meski dia tak menyadarinya. Aku bingung harus bagaimana. Seseorang yang aku kagumi, kusukai sudah memiliki seorang kekasih yang begitu cantik. Aku akui mereka memang cocok, tapi apa yang akan terjadi padaku.

Aku sudah memutuskan untuk tetap mengaguminya, menyukainya walau aku tahu ini semua akan membuatku sakit. Tapi apa daya aku tak bisa menghilangkan perasaanku ini padanya.

***

Aku dan Rena berjalan melewati koridor sekolah, tanpa sengaja melihat Ken dan Lala sedang duduk berdampingan dan bersenda gurau. Mereka bahagia dan aku disini merasakan sakit. “ Rena... liat itu Ren, mereka bahagia sekali nah aku apa, aku sedih disini.” Keluhku pada Rena. “Udah lah Fir, ayo kita pergi. Anggap saja tadi kamu tidak melihat apa-apa. Percaya deh, Tuhan pasti bakal ngasih kebahagiaan buat kamu Fir.”

Aku tahu, aku tak berhak marah atas kebersamaan mereka. Tapi aku sakit, jujur aku tidak terima dengan apa yang terjadi saat ini.

Aku sadar aku memang buruk. Sangat buruk. Dan tak mungkin bersanding dengan Ken, seorang pangeran yang tampan dan menawan. Sempurna.

Semakin hari aku semakin sakit, merasakan perih yang teramat dalam. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa aku masih begini, sama sekali tak ada perubahan. Kau tahu berubah itu sulit, apa lagi merubah rasa kasih sayang, cinta yang tulus dari dalam hati. Itu sangat sulit. Tapi apakah aku akan tetap begini? Sampai kapan? Aku lelah Tuhan. Aku juga ingin merasakan yang namanya dicintai dengan setulus hati oleh orang aku cintai. Aku benar-benar lelah jika terus begini Tuhan. Adakah secercah kebahagiaan untukku? Adakah secercah peluang untukku?

 

***

Hari ini, hari dimana aku akan mengungkapkan perasaanku pada Ken. Ini paksaan dari Rena agar aku mengakui apa yang aku rasakan pada Ken. Awalnya aku ragu, tapi ini harus kulakukan agar Ken tahu perasaanku yang sudah 2 tahun aku pendam.

Bel pulang pun berbunyi, aku bergegas lari menuju belakang sekolah tempat aku akan bertemu dengan Ken.

“Ada apa Fir?”ucapnya.

“Mmm... aku suka kamu Ken sejak 2 tahun yang lalu, tapi kamu malah berpacaran dengan Lala. Aku kaget, aku sedih, aku sakit Ken.” Jawabku tanpa melihat Ken, aku hanya menunduk. Aku takut Ken akan membenciku.

“Maaf Fir, dari awal aku tahu kamu, aku sama sekali tidak tertarik padamu. Aku hanya kagum padamu karna kamu berani menyatakan perasaanmu padaku sekarang secara langsung. Aku minta maaf banget Fir. Kita sekarang jadi temen baik aja. Aku sukanya sama pacarku Fir, Lala.”

Deg, jawaban Ken sungguh membuatku ingin menangis saat itu juga. Tapi aku ngga boleh nangis didepan Ken, aku ngga boleh terlihat cengeng.

“Oh gitu, ya udah.” Jawabku singkat.

Aku langsung bergegas pergi dari sana, aku tak kuasa menahan air mata yang sudah penuh dimataku. Aku menangis, meratapi semua yang sedang terjadi padaku. Aku harus kuat.

 

***

Aku selalu berusaha, mencoba menghilangkan sosok Ken dari pikiranku, tapi itu membuatku semakin ingat dengan sosok Ken yang sudah melabuhkan hatinya untuk seorang putri, Lala. Tapi itu semua bukan salah Ken apalagi salah Lala. Yang salah itu aku, aku salah karena aku terlalu bodoh, terlalu mengharapkan Ken yang tak mungkin menyukaiku. Karna aku tidak menarik dimata Ken.

Setidaknya aku melihat Kenselalu bahagia dengan Lala, jika Ken bahagia akupun ikut bahagia. Meskipun ini perih, tapi itu tidak masalah. Karena aku kuat, buktinya aku masih duduk disini sendiri, kesepian menunggu Ken sedikit tertarik padaku. Walau entah sampai kapan.

Sampai saat ini aku masih menunggu tapi hasilnya nol, sampai saat ini semuanya masih sama. Pangeran mimpiku, Ken masih bersama Laladan sama sekali belum tertarik padaku.

 

2015

Sepulang sekolah aku berjalan menuju taman belakang sekolah untuk mencari ketenangan. Aku duduk dibawah pohon yang rindang dan begitu sejuk. Aku merasakan hembusan angin yang membuatku tenang dan damai. Tiba-tiba aku kembali teringat tentang Ken, itu membuatku memejamkan mata dan menghembuskan nafas pelan.

“Fira...”

Aku mendengar seseorang memanggil namaku, aku pun menoleh untuk melihat siapa yang memanggilku dan ada perlu apa.

“Oh, Ken..”

“Iya ini aku Fir.”

“Mmmm.. ada apa?”

“Maafkan aku Fir, telah membuatmu menunggu selama ini.”

“Apa maksudmu Ken?”

“Maafkan aku, aku menyesal tentang satu tahun yang lalu. Aku sadar bahwa aku menyukaimu. Aku tertarik padamu.”

Aku hanya diam, aku terpaku dengan kata-kata yang terlontar dari mulut manis Ken.

“Aku sungguh menyesal, aku menyukaimu Fir. Apakah  kamu sudah tak menyukaiku?”

“Bukan begitu, aku masih menyukaimu. Aku hanya kaget dan tak percaya.”

“Percayalah padaku Fir, aku menyukaimu seperti kamu menyukai aku.”

 

Mataku berkaca-kaca mendengar ucapan Ken, aku sungguh bahagia. Tiba-tiba Ken memelukku dengan sangat erat, aku pun membalas pelukannya. Aku menangis dipelukan Ken. Aku sungguh bahagia.

Kurasakan tetesan-tetesan air di tubuhku dan akhirnya aku terbangun dari tidurku dibawah pohon taman belakang sekolah. Ternyata tadi hanya sebuah mimpi tidur, aku menangis sendirian dengan ditemani hujan gerimis yang membuat sekujur tubuhku hampir basah kuyup.

“Ken, kau hanya akan menjadi Pangeran Mimpiku.”

 

Bagiku mimpi tidur memang berbanding terbalik dengan kenyataan. Jika mimpi tidurmu menjadi kenyataan, berarti kau lebih beruntung dari pada aku.-Vee

 


2 komentar: